Rabu, 13 Oktober 2010

DI TEPI SUNGAI RHEIN

  Sebuah perahu mengalir
  Mengikuti air
  Menguatkan dirinya terus menopang manusia yang juga renta di dalamnya
  Kau di sampingnya ketika ku harumi bunga mawar di tepi sungai Rhein
  Kau mengernyit"Mengapa dunia penuh darah? Mengapa selalu saja ada riak brontak????

   Sahabat,ketika diam berarti kematian
   Tak sempat lagi kita bertanya apakah peluru menyakitkan,
    Bukankah itu suatu kehinaan?

  Tak ada yang suka duka
  Tak ada yang suka air mata
  Namun jika bagi dunia tertawa
  berarti menyerahkan bangsanya
  itu kegilaan yang nyata

  kau benar,
  Nampak indah sungai Rhein yang tenang
  Tapi kurindui deburan ombak putih
  yang memecah karang



    (Sumber dari majalah ANNIDA sajak- sajak Martina Rahmi)              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar