Sebuah perahu mengalir
Mengikuti air
Menguatkan dirinya terus menopang manusia yang juga renta di dalamnya
Kau di sampingnya ketika ku harumi bunga mawar di tepi sungai Rhein
Kau mengernyit"Mengapa dunia penuh darah? Mengapa selalu saja ada riak brontak????
Sahabat,ketika diam berarti kematian
Tak sempat lagi kita bertanya apakah peluru menyakitkan,
Bukankah itu suatu kehinaan?
Tak ada yang suka duka
Tak ada yang suka air mata
Namun jika bagi dunia tertawa
berarti menyerahkan bangsanya
itu kegilaan yang nyata
kau benar,
Nampak indah sungai Rhein yang tenang
Tapi kurindui deburan ombak putih
yang memecah karang
(Sumber dari majalah ANNIDA sajak- sajak Martina Rahmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar